Kenapa Dengki Dilarang Agama?Ini Cara Mengatasinya

 

Kenapa Dengki Dilarang Agama?Ini Cara Mengatasinya

Syahadat.id - Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna, lengkap dengan fasilitas yang telah diberikan, mulai kelengkapan jasmani maupun ruhani, begitu juga masalah rizki, Allah telah menyiapkannya, semuanya dikembalikan kepada manusia, ia mau berusaha atau hanya berpangku tangan semata.

Namun kenyataannya manusia seringkali mengeluh atau kurang terima terhadap keadaan yang ia rasakan dengan melampiaskan nafsu amarah, atau keinginannya, dengan menempuh segala cara, walau dengan cara yang tak halal, ia bergembira disaat orang lain sengsara, prilakunya seperti orang kesetanan bila tetangganya mendapat kenikmatan, hatinya panas ketika saudaranya membeli kulkas, bahkan sakit hati tatkala sahabatnya membeli mobil Honda City. Gambaran diatas merupakan penyebab orang berbuat dengki, iri hati atau hasud agar nikmat orang lain hilang, dan dirinya yang paling menang.


Dengki atau Hasud merupakan penyakit yang ada di hati setiap manusia. Penyakit ini sangat membahayakan diri seorang muslim maupun orang lain, karena ia selalu berharap agar orang lain tak merasakan kenikmatan atau kebahagian bahkan ia selalu berharap nikmat orang lain dicabut darinya. Sungguh hal ini sangat berbahaya bagi orang lain karena ia selalu resah dan gelisah atas keberhasilan seseorang.

Hal ini, Seperti yang telah dilakukan oleh putra Nabi Adam yang bernama Qobil, ia berani membunuh saudaranya lantaran tidak terima atas keputusan orang tuanya menikahkan saudara kandungnya dengan adiknya yang bernama Habil. Sikap iri hati atau dengki berawal dari gejolak batin ketika dihadapkan dengan realita yang ada, dia merasa ganteng, rupawan, begitu juga pasangannya juga cantik menawan, tidak sepantasnya ia medapatkan pasangan yang bukan seleranya. Keangkuhan dalam dirinya ini membawa petaka sampai membuat orang celaka.


Dalam kehidupan sehari-hari orang yang dengki sangat dikecam, bahkan dikucilkan dari kehidupan bermasyarakat, karena selalu membikin warga masyarakat tidak tenang atas ulahnya, dengan membuat berita kebohongan atau hoax, bahkan sampai berani memfitnah orang yang dianggap mengganggu kehidupan si pendengki. Imam Mawardi dalam kitab Adab Addunya wa Addin mengutip perkataan para sastrawan yang berbunyi:


اَلنَّاسُ Ø­َاسِدٌ ÙˆَÙ…َحسُÙˆْدٌ ÙˆَÙ„ِÙƒُÙ„ِّ Ù†ِعْÙ…َØ©ٌ Ø­َسُÙˆْدٌ.

Artinya: manusia ada 2 kategori yaitu: pertama, orang yang iri hati, kedua, orang yang dihasud, dan setiap kenikmatan pasti ada orang yang iri atau dengki.


Bahkan ada hikmah yang menjelaskan bahwa orang yang dengki tidak akan menjadi pemimpin, karena ia mempunyai ambisi yang menggebu-gebu, tapi dengan cara menjatuhkan orang lain dengan cara yang kurang baik.


Bahkan dalam surat Al Falaq dijelaskan tentang doa agar dijauhkan dan terlindungi dari kejahatan orang yang dengki, karena sangat berbahaya terhadap orang lain, maka solusinya adalah dengan meyakini bahwa segala makhluk Allah mempunyai bagian rizki masing-masing, tak perlu gundah ketika sedang mengalami hambatan atau kegagalan, serta berusaha secara maksimal agar kebutuhanya tercukupi. Semoga kita terhindar dari kedengkian orang yang dengki.


2 Cara Penawar Sifat Dengki


2 Cara Penawar Sifat Dengki


Dalam Kitab Tasfiyatul al-Qulub min Adran al-Awzar wa adz- Dzunub karya Yahya bin Hamzah al-Yamani menjelaskan bahwa ada dua cara untuk mengobati sifat dengki ini.

Pertama dengan ilmu. Dengan adanya ilmu tentang dengki maka ia akan mengetahui hakikatnya secara mendalam bahwa dengki sangat berbahaya untuk dirinya, terutama dalam hidup bersahabat dengan tetangga, maupun partner kerja.

Kedua dengan amal perbuatan. orang yang akan hasud berusaha mengendalikan diri baik perkataan maupun perbuatan untuk tidak melakukan hal terlarang dengan berusaha mencegahnya. Bila mendapatkan nikmat harus disyukuri agar nikmatnya semakin berkah dan bertambah, serta menjauhi dengki dari orang lain dengan meyakini bahwa setiap orang membawa Rizki nya masing-masing.

Dengan ilmu dan amal manusia berusaha mengarahkan dirinya agar menjadi orang yang yakin akan pemberian Rabbnya, serta menjaga diri agar tak menjadi orang yang mempunyai perilaku yang kurang baik.(Mas)