Misi Islam Mengajarkan Kepedulian Sosial

 

Misi Islam Mengajarkan Kepedulian Sosial  


Saat ini, umat islam diuji berbagai benturan dari dalam (internal). Mereka  saling berperang, bermusuhan dengan sesama muslim dikarenakan perbedaan kepentingan baik pribadi maupun golongan. Belum lagi faktor dari luar (eksternal) yang selalu menghadang, tak ingin umat islam maju dalam lini kehidupan baik dalam urusan ekonomi, sosial maupun yang lain.


Seorang muslim yang baik akan merasakan kondisi muslim yang lain. Hal ini dikarenakan adanya hubungan  lahir dan batin yang terjalin dan disatukan oleh ruh ajaran agama islam.


Disamping itu, ajaran Islam mengajarkan kebaikan kepada siapapun, bahkan dengan orang non Muslim sekaligus. Dalam hubungan muamalah, Islam tak membatasi Umatnya untuk bergaul dengan siapapun walau yang berbeda keyakinan, berbeda suku, ras dan warna kulit.


Salah satu hadist yang yang menjadi bukti betapa penting hubungan seorang muslim dengan yang lainnya berbunyi:



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ» قِيلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللهِ؟، قَالَ: «إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ»


Artinya: diriwayatkan dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda: hak orang muslim kepada muslim lainnya ada 6. Apa saja wahai Rasulullah? Lantas Rasulullah bersabda: pertama, jika kamu bertemu dengannya maka berikanlah salam. Kedua, jika kamu diundang maka hadirilah undangan tersebut. Ketiga, jika dimintai nasehat maka berikanlah nasehat. Keempat, jika ia sedang bersin lantas mengucapakna hamdalah maka doakanlah. Kelima, jika ia sakait maka tengoklah. Keenam, jika ia meninggal dunia makam bertakziahla. (HR. Muslim).


Hadist diatas berisi beberapa hal penting yang perlu dicermati oleh setiap muslim dengan baik sehingga tercermin hubungan yang harmonis dan dinamis, diantaranya:


Peranan Salam dalam kehidupan




Peranan Salam dalam kehidupan


Imam al Munawi dalam kitab Faidhul Qadir menjelaskan bahwa hadist ini mengajarkan kepada kita akan bukti solidaritas kepada sesama muslim untuk saling peduli dan membantu dalam berbagai hal kehidupan terutama untuk selalu menebarkan salam kepada siapapun baik ia kenal maupun tidak.


Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa seorang muslim yang baik akan selalu memberikan kenyamanan, keamanan serta memberikan keselamatan bagi orang lain bukan menjadi orang yang menjatuhkan apalagi sampai menghalalkan darahnya karena dianggap berbeda dari golongannya.


Nabi Muhammad Saw sebagai seorang rasul yang diutus kepada seluruh alam tidak hanya kepada manusia yang berada di Arab semata namun kepada semua manusia baik kulit putih maupun hitam, tak terbatas kepada satu suku semata namun kepada semuanya bahkan kepada bangsa jin sekaligus.


Salah satu bukti prilaku terpuji Nabi adalah tak malu memulai memberikan salam kepada siapapun walau kepada anak-anak. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi,


عن أنس رضي الله عنه أنه مر على صبيان فسلم عليهم وقال: كان رسول لله صلى الله عليه وسلم يفعله. متفق عليه


Diriwayatkan dari sahabat Anas Radhiyallahu Anhu, suatu ketika ia melewati sekumpulan anak-anak kemudian beliau memberikan salam kepada mereka. Sahabat Anas berkata: Rasulullah juga melakukan hal itu( yaitu memberikan salam kepada mereka). (Muttafaqun Alaihi).


Syeh Ibnu Alan dalam Dalil Al-Falihin mengutip pendapat Syeh al-Kirmani yang menjelaskan bahwa hadist diatas menjelaskan prilaku terpuji Nabi yang patut diikuti oleh umatnya terutama agar menyayangi anak-anak dengan memulai memberikan salam. Pada hakikatnya salam merupakan doa agar diberikan keselamatan dari berbagai macam musibah atau hal-hal yang tak mengenakkan.


Usahakan penuhi Undangan



Usahakan penuhi Undangan


Setiap orang pasti memiliki hajat atau kebutuhan, entah hendak menikahkan anaknya, mengkhitankan putranya atau yang lain. Saat diundang acara tersebut, usahakan  datang sebagai bukti solidaritas sesama muslim bukan karena yang mengundang orang kaya raya.


Karena di masyarakat kita, bila yang mempunyai hajat orang kaya maka yang datang membludak pengunjungnya. Sebaliknya bila dari kalangan yang kurang biaya dipastikan yang datang hanya segelintir orang.


Fenomena ini disebabkan cara pandang masyarakat yang sudah terlanjur menilai sesuatu dengan materi atau kekayaan bukan karena faktor kesadaran diri dalam bergaul di masyarakat karena pada prinsipnya setiap manusia pasti membutuhkan bantuan orang lain, baik materi maupun non materi misalnya doa ataupun motivasi penyemangat. 


Dari sini Islam mengajarkan pentingnya menghargai orang lain karena pada hakikatnya mereka saling membutuhkan satu dan yang lainnya.


 

Nasehat yang dibutuhkan Muslim


Nasehat yang dibutuhkan Muslim


Nasehat memiliki peranan penting bagi kehidupan. Ibarat lampu bolam, nasehat diumpamakan aliran listrik yang menjadikan terang sekitarnya. Sebetulnya nasehat itu tujuannya apa sih?


Nasehat merupakan ajaran untuk berbuat kebaikan yang bermanfaat bagi dirinya maupun dari orang lain terutama saat mengalami kegagalan, kegalauan atas bisingnya kehidupan.


Imam Ar-Razi dalam Tafsirnya yang berjudul Mafatih al-Ghaib menjelaskan tentang empat hal ini bila dilakukan maka akan menjadi sempurna. Pertama, agama tak akan menjadi sempurna kecuali jika umatnya selalu bertakwa (menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya). Kedua, Ucapan seseorang tak akan menjadi sempurna bila tak dibarengi dengan perbuatan. Pada prinsipnya prilaku seseorang merupakan cerminan dari dalam dirinya. Ketiga, Harga diri seseorang tak akan menjadi sempurna bila tak dibarengi dengan sikap rendah hati. Sikap ini  sangat dicintai oleh Allah dan menjadi penyebab seseorang akan dinaikkan derajatnya dihadapan manusia. Keempat, Ilmu akan menjadi lebih sempurna bila diamalkan atau dipraktekkan dalam kehidupan.


Umat Islam dianjurkan Saling Mendoakan


Umat Islam dianjurkan Saling Mendoakan


Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu peduli kepada orang lain walau dengan doa. Hal ini terbukti di dalam shalat terutama saat tahiyyat ada doa khusus yaitu mendoakan keselamatan kepada diri sendiri dan juga kepada hamba-hamba yang shaleh.


Ini menegaskan bahwa peranan doa sangat penting bagi orang lain bahkan saat seorang muslim yang sedang bersin yang membaca hamdalah dianjurkan mendoakannya. Sungguh indanya ajaran islam, mengajarkan peduli kepada sesame manusia.


Allah sengaja menyembunyikan doa orang yang ia kabulkan. Hal ini bertujuan agar manusia selalu memanjatkan doa, dan selalu menghargai siapapun tanpa memandang kasta atau yang bergelimang harta, pemulung atau oratur ulung, pejabat atau rakyat, kyai atau penjual sapi, preman atau orang yang beriman, begitu juga tokoh masyarakat atau ustadz, karena bisa saja orang itu doanya lebih diterima oleh Allah. 


Di dalam sebuah Hadis yang berbunyi:


ﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎﺏ -ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻪ- ﻗﺎﻝ: اﺳﺘﺄﺫﻧﺖ اﻟﻨﺒﻲ -ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻓﻲ اﻟﻌﻤﺮﺓ، ﻓﺄﺫﻥ ﻟﻲ، ﻭﻗﺎﻝ: “ﻻ ﺗﻨﺴﻨﺎ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ ﻣﻦ ﺩﻋﺎﺋﻚ” ﻓﻘﺎﻝ ﻛﻠﻤﺔ ﻣﺎ ﻳﺴﺮﻧﻲ ﺃﻥ ﻟﻲ ﺑﻬﺎ اﻟﺪﻧﻴا

ﻭﻓﻲ ﺭﻭاﻳﺔ ﻗﺎﻝ: “ﺃﺷﺮﻛﻨﺎ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ ﻓﻲ ﺩﻋﺎﺋﻚ” ﻗﺎﻝ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ: ﺣﺪﻳث ﺣﺴﻦ ﺻﺤﻴﺢ.


Artinya: Diriwayatkan dari sahabat :Umar bin Khattab, ia berkata: Aku meminta izin kepada Nabi dalam urusan Umrah, kemudian Nabi mengizinkanku, lalu Nabi berpesan: Jangan lupa mendoakanku wahai saudaraku. Umar berkata: Kalimat yang sangat membahagiakanku di Dunia ini. Dalam riwayat lain Nabi bersabda: tolong ikut sertakan kami dalam doamu. Imam Tirmidzi berkata: hadis ini termasuk kategori hadis Hasan Shohih.


Dalam keterangan kitab Aunu al-Ma’bud karya Abi Dawud dinyatakan bahwa di dalam hadis ini ada beberapa hal yang perlu dijelaskan. Pertama, memperlihatkan kerendahan hati sebagai seorang hamba. Kedua, Anjuran untuk selalu mendoakan orang lain, maupun orang Sholeh. Ketiga, tak merasa rendah diri, untuk selalu berdoa.




Peduli Kepada Orang yang Sakit



Allah menjadikan sehat dan sakit agar manusia memahami dan mengerti akan nikmat kesehatan karena kebanyakan manusia baru tersadar akan hal itu saat ia sedang diuji sakit. Begitu juga hikmah sakit akan menjadikan seseorang tak menjadi orang yang sombong.


Islam menganjurkan umatnya untuk selalu menjaga hubungan yang baik kepada keluarga, tetangga, sahabat karib, maupun sesama muslim lainnya terutama ketika mereka sedang sakit maka dianjurkan untuk menjenguknya sebagai bentuk empati dan solidaritas kepada mereka.


Nabi Muhammad sebagai panutan Umat Islam mengajarkan akhlak yang mulia kepada orang lain. Dalam sebuah Hadits, Nabi menjenguk orang Non Muslim yang sedang sakit, Ini bunyi Hadistnya:


ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺭﺿﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ: ﻛﺎﻥ ﻏﻼﻡ ﻳﻬﻮﺩﻯ ﻳﺨﺪﻡ اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻓﻤﺮﺽ ﻓﺄﺗﺎﻩ اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻌﻮﺩﻩ، ﻓﻘﻌﺪ ﻋﻨﺪ ﺭﺃﺳﻪ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ: “ﺃﺳﻠﻢ” ﻓﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺃﺑﻴﻪ ﻭﻫﻮ ﻋﻨﺪﻩ ﻓﻘﺎﻝ:

ﺃﻃﻊ ﺃﺑﺎ اﻟﻘﺎﺳﻢ، ﻓﺄﺳﻠﻢ ﻓﺨﺮﺝ اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻫﻮ ﻳﻘﻮﻝ: “اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬﻯ ﺃﻧﻘﺬﻩ ﻣﻦ اﻟﻨﺎﺭ


Artinya: Diriwayatkan dari Anas RA berkata: Ada seorang anak Yahudi yang melayani Nabi. Ketika ia sakit, Nabi mendatanginya untuk menjenguk, Kemudian Nabi duduk didekat kepalanya dan menasehatinya: Masuk Islamlah. Lantas sang anak memandang Ayahnya yang ada didekatnya. Ayahnya berkata:”Ikutilah Abal Qasim. Kemudian sang anak masuk Islam, lantas Nabi keluar dan berkata; Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka. (HR. Al-Bukhari).


Dalam Fatawa Dar Al-Ifta’ Al-Misriyyah dijelaskan bahwa tak ada larangan menjenguk orang non muslim yang sedang sakit seperti tetangganya ataupun orang tuanya sendiri, karena berbuat baik kepada orang tua wajib hukumnya walau berbeda keyakinan dalam hal yang tak bertentangan dengan ajaran agama atau mengarah kepada kemaksiatan.


Perintah Peduli kepada Sesama walau sudah Meninggal


Islam menganjurkan kepada umatnya untuk saling memupuk kepedulian antar sesama umat manusia khususnya kepada sesama muslim. Ini tercermin saat ada muslim yang meninggal dunia. Sebagian mereka berkewajiban untuk mengurus jenazahnya bahkan setelah dimakamkan pun ada hal-hal penting yang harus dilakukannya seperti mendoakannya agar dosanya terampuni.


Hal ini sesuai Hadits Nabi seperti yang dikutip oleh Imam Nawawi dalam kitab Riayadhu Sholihin berbunyi:


عن عثمان بن عفان رضي الله عنه قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا فرغ من دفن الميت وقف عليه، وقال: “استغفروا لأخيكم وسلوا له التثبيت فإنه الآن يسأل “. رواه أبو داود


Artinya: Diriwayatkan dari Usman bin Affan Radhiyallahu Anhu berkata: Bahwasanya Nabi Muhammad SAW setelah menguburkan mayyit lalu beliau berdiri diatas kuburnya. Dan berkata:”Mintalah ampunan untuk saudaramu dan mintakanlah ketetapan hati karena saat ini dia akan ditanya oleh malaikat. (HR. Abu Dawud).


Dari penjelasan hadits diatas, Nabi berpesan kepada umatnya bila ada yang meninggal dunia setelah jenazah dimakamkan untuk melakukan beberapa hal.


Pertama. Memintakan ampunan kepada orang tersebut. Imam Ibnu Alan dalam Dalil Al-Falihin menjelaskan alasan untuk memintakan ampunan dikarenakan doa dari orang lain sangat bermanfaat bagi orang yang telah meninggal.


Kedua. Meminta agar diberikan Keteguhan hati saat ditanya malaikat setelah dikuburkan. Menurut Abu al-Lais as-Samarkandi dalam Tanbih al-Ghafilin menjelaskan bahwa keteguhan hati (Tasbit) ada tiga kategori. Pertama. Allah mengajarkan kebenaran kepada dirinya sehingga mudah menjawab pertanyaan malaikat. Kedua. Allah menghilangkan ketakutan saat ditanya malaikat. Ketiga, Allah memperlihatkan surga kepada dirinya sehingga kuburannya seperti pertamanan surga.