Petuah KH. Hasyim Asy’ari dalam Menyikapi Perbedaan

 

Petuah KH. Hasyim Asy’ari dalam Menyikapi Perbedaan

Syahadat.id - Petuah atau nasehat akan memberikan inspirasi orang yang sedang mengalami kekosongan akan ruhani, serta sebagai obat mujarab bagi yang sedang risau, gundah gulana yang menyita urat syaraf. Nasehat bisa didapatkan dari siapapun, kapanpun seseorang berada karena pada hakikatnya nasehat sebagai bentuk anjuran untuk berbuat kebaikan.

Salah satu ulama kharismatik yang mampu melahirkan dan mengkader tokoh-tokoh hebat di Negara kita adalah Hadratus Syeh KH. Hasyim Asy’ari. Di dalam Kitab Irsyad as-Syari yang memuat kumpulan karya-karya beliau di dalamnya termuat pemikiran, pandangan keagamaan, juga berisi petuah-petuah bijak beliau yang selalu mengayomi dan memotivasi semua orang khususnya umat Islam agar bersatu tak bercerai-berai demi kepentingan sesaat. Beliau selalu mengingatkan akan pentingnya mengakaji Kitab suci sebagai pegangan hidup dengan mengikuti prilaku, akhlak yang telah dicontoh oleh Rasulullah.

Menghadapi perubahan zaman dan politik kekuasaan diperlukan kehati-hatian dan kewaspadaan dalam bersikap sehingga tak menimbulkan perpecahan bahkan sampai menyakiti orang lain, hubungan baik menjadi retak terutama suami dengan istri juga dengan sanak familinya, Kyai dengan Santri, Guru dengan para muridnya, dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswinya, atasan dengan bawahannya.

Dalam kitab at-Tibyan fi Nahyi an Muqata’at al-Ar’ham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan, KH Hasyim Asy’ari menjelaskan tentang hal yang menjadikan permusuhan yang menimbulkan perpecahan disebabkan perbedaan cara menyikapi sebuah masalah yang berawal dari arogansi diri yang telah dikuasai oleh nafsu atau dari bisikan syaitan, semua golongan merasa benar, paling pintar dan menyalahkan golongan lain.

Dalam kitab tersebut, beliau juga memberikan contoh tentang kisah Imam As-Syafi’I ketika berziarah ke Makam Imam Hanafi selama tujuh hari dengan menghabiskan waktu untuk membaca Al-Qur’an, kemudian menghadiahkan pahala bacaannya kepada Imam Hanafi. Dan selama Imam Syafi’I berada disekitar area kubbah Imam Hanafi, setiap shalat Shubuh ia tak membaca Qunut. Setelah ia pulang dari sana, salah satu murid Imam Syafi’I bertanya kepadanya:


Baca juga: NU Ranting Tugu Menghidupkan Tradisi Semaan Al Qur'an


“Kenapa anda tak membaca Qunut selama di area kubbah Imam Hanafi?”

Lantas Imam Syafi’I menjawab: “alasannya adalah bahwa Imam Hanafi tak menganjurkan membaca Qunut dalam Shalat Shubuh, maka aku tak melakukannya sebagai bentuk penghormatan atau sopan santun terhadap Imam Hanafi.”

Dari sini KH Hasyim Asy’ari menganjurkan kepada Umat Islam dan para Ulama yang bertakwa untuk selalu mengikuti sikap para Sahabat dalam menyikapi perbedaan pendapat, juga mengikuti para Ulama’ yang telah mengamalkan ilmunya dan orang-orang shaleh dalam merespon segala macam perbedaan.

Beliau  juga mengingatkan akan pentingnya beragama dengan bijak dan menggunakan logika yang sehat sehingga tak memiliki sikap fanatik terhadap Madzhab tertentu terutama dalam urusan cabang-cabang Syariat (furu’iyyah).

Kemudian dalam menghadapi perbedaan, beliau juga berpesan agar tak menjadikan musuh orang yang berseberangan atau berbeda pandangan, justru adanya perbedaan akan semakin melengkapi satu dan yang lainnya, dengan saling menghormati satu dan yang lain.

Untuk mendapatkan keberuntungan dunia dan akhirat beliau juga berpesan agar selalu meningkat ketakwaan dengan selalu mengkaji kitab suci Al-Qur’an serta memegang Sunnah Nabi dan mengikuti para Sahabat, Tabi’in dan Ulama’ yang mengikuti Tabi’in seterusnya, juga menjaga kerukunan sesama Umat Islam dan tolong menolong dalam kebaikan.

Kisah diatas kiranya dijadikan pembelajaran bahwa perbedaan urusan furu’iyyah (cabang-cabang agama) atau urusan lain tak menjadikan seseorang menjadi angkuh, merasa paling baik, tapi lebih mengedepankan saling mengahargai perbedaan, dan menyikapi dengan sikap yang dewasa dalam berfikir dan bertindak sehingga tak menyakiti orang lain.

Hal-hal diatas merupakan percikan petuah bijak dari KH. Hasyim Asy’ari yang menginspirasi setiap orang terutama menjelang pesta demokrasi agar selalu menjaga persatuan demi keutuhan Bangsa dan Negara.


Moh Afif Sholeh

Founder Syahadat.id