Mengenal Istilah Ahlusunnah wal jama'ah

Mengenal Istilah Ahlusunnah wal jama'ah

Syahadat.id - Dalam istilah masyarakat Indonesia, Aswaja adalah singkatan dari Ahlussunah wal jama’ah. Kata tersebut terdiri dari  beberapa kata, yaitu:

Pertama, Ahlu berarti golongan atau pengikut. Kedua, Sunnah yaitu segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Rasulullah, artinya segala sesuatu yang berasal dari rasulullah baik yang berupa perbuatan, perkataan, atau ketetapan (Al Anwar Al Kasyifah Lima Fi Kitab Adlo’u Sunnah, Juz 1 Halaman 20)

Ketiga, Al jama’ah yaitu apa yang disepakati oleh para sahabat pada masa khulafaur rosyidin. Kata al-jama’ah diambil dari sabda rasulullah, Saw. yang berbunyi :


مَنْ اَرَادَ بِحُبُوْحَة الْجَنَّةِ فَلْيَزِمِ الْجَمَاعَةَ (رواه الترمذي  والحاكم )


Artinya : barangsiapa yang ingin mendapatkan kehidupan yang damai disurga, maka hendaklah ia mengikuti al-jama’ah (kelompok yang menjaga kebersamaan).  HR. Tirmidzi  dan al-Hakim.


Sedangkan menurut Syaikh Abdul Qodir al-Jailani dalam kitab Al Gunyah Li Thalibi Thariqil Haq menjelaskan :


فالسنة ما سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم والجماعة ما اتفق عليه اصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم في خلافة الائمة الأربعة الخلفاء الراشدين المهدين رحمة الله عليهم اجمعين 



Artinya : As-Sunah adalah apa yang telah 

diajarkan oleh Rasulullah Saw. (meliputi ucapan, perilaku, serta ketetapan beliau). Sedangkan al-jama’ah adalah segala seuatu yang telah menjadi kesepakatan para sahabat Nabi pada masa Khulafa’ur Rosyidin yang empat yang telah diberi hidayah mudah-mudahan Allah memberikan rahmat kepada mereka semua


Dalam dua penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa yang penamaan Ahlusunnah wal jama’ah adalah ajaran yang menikuti sunah nabi dan ketetapan para sahabat. Ketetapan sahabat tentunya terjadi pasca wafatnya Rasulullah.


Baca juga:



Pada prinsipnya, para sahabat tak menentukan suatu hukum ketika Rasulullah masih ada. Oleh karena itu dalam rangka menentukan hukum para sahabat mengadakan musyawarah. 


Diantara permasalahan yang muncul pasca wafatnya Rasulullah adalah masalah Al-Qur’an, dimana pada masa Nabi Al-Qur’an tertulis di pelepah kurma, bebatuan, kulit dan lain-lain dan Al-Qur’an yang dihafalkan para sahabat. 


Umar bin Khattab RA sangat prihatin ketika melihat banyaknya para sahabat yang mati syahid maka Umar bin Khattab RA usul pada sahabat Abu Bakar as-Shiddiq RA sebagai Kholifah untuk membukukan Al-Qur’an.


Sang kholifah Abu Bakar RA tidak lantas membukukan Al-Qur’an lantara Rasulullah tidak membukukan Al-Qur’an, setelah Kholifah Abu Bakar RA melihat bertambah banyaknya syuhada’ yang hafal Al-Qur’an wafat dalam pertempuran maka seketika itu sang Khalifah memberikan izin untuk membukukan Al-Qur’an.


Dalam riwayat lain Rasulullah menyuruh untuk mengikuti golongan yang paling banyak, tidak lain itu adalah Ahlusunnah wal jama’ah sebagaimana berikut ini :


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « (اتَّبِعُوا السَّوَادَ الْأَعْظَمَ، فَإِنَّهُ مَنْ شَذَّ شَذَّ فِي النَّارِ» ) رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ مِنْ حَدِيثِ أَنَسٍ. مرقاة المفاتيح شرح مشكاة المصابيح الجزء 1 صحيفة 261


Artinya : Rasulullah Saw. bersabda “ ikutilah golongan yang terbesar, karena barang siapa yang keluar (berpisah darinya) maka ia akan terjerumus kedalam api neraka. (HR. Ibn Majah dari hadits Anas).


Dalam kitab Mirqoh al-Mafatih Syarah Misyka al-Mashobih dijelaskan bahwa Jika kita perhatikan golongan yang paling besar didunia ini adalah Nahlotul Ulama’, dimana Nahdlatul Ulama’ tidak hanya di Indonesia melainkan memiliki cabang di luar negeri. Bahkan keberadaannya sangat dinanti oleh seluruh dunia. Terlepas dari hal itu Nahdlatul Ulama atau disebut NU merupakan organisasi yang di ridlai oleh Rasulullah.


Hal ini terbukti para sulthonul ulama’ datang ke Indonesia atas perintah Rasulullah, sebagaimana Sayyid Alawi Al-Maliki, Habib Salim Asyatiri, Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz dll.



Penulis: Ulin Nuha, M.Pd, Kyai muda, penulis seputar islam