3 Hal Langka di Zaman Modern Ini

Syahadat.idZaman modern saat ini zaman yang menggiurkan mata, juga memusingkan kepala, terutama dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu canggih merubah tatanan kehidupan manusia.

Hal ini ditandai  meredupnya etika dalam kehidupan, terutama dalam sebuah keluarga untuk tegur sapa secara langsung atau face to face sudah mulai luntur.

Komunikasi terbangun lewat gadget sehingga menimbulkan kurangnya keakraban diantara sesama anggota keluarga, itu sebagai realita terkecil dalam sebuah masyarakat saat ini.


3 Hal langka di zaman modern


Adanya perkembangan ini juga membawa pola pikir manusia yang serba simple, cepat saji, cepat kaya dengan tak banyak kerja, cepat pintar dengan tak banyak belajar, ingin cepat mendapatkan jabatan yang tinggi dengan menjual harga diri, bahkan menjual keimanan hanya untuk mengejar seorang perempuan bahkan kekayaan.

Dalam hal ini imam al-Qusyairi mengutip perkataan al-Haris al-Muhasibi, ia pernah berkomentar bahwa sudah terjadi kelangkaan dalam tiga hal, yaitu:

Pertama, ketampanan atau cantiknya wajah seseorang yang didasari rasa untuk menjaga harga diri seseorang. 

Banyak orang yang diberikan anugerah mempunyai fisik yang menawan, namun prilakunya tak mencerminkan prilaku yang baik.

Baca juga:

Kedua, ucapan yang baik diseratai sifat amanah yang baik juga, karena saat ini banyak orang yang manis ucapannya bahkan mampu menyihir orang lain, tapi tak didasari rasa tanggung jawab terhadap apa yang telah diucapkan. 

Padahal harga diri seseorang akan naik bila ia mampu memegang amanat, ucapan dan perbuatannya selalu sesuai kenyataan.

Ketiga, persahabatan yang baik yang didasari oleh rasa saling percaya untuk mencapai rasa kebersamaan, saling merasa, maupun saling mengerti, bukan untuk memanfaatkan atau demi kepentingan sesaat. 

Saat ini banyak orang yang mau berteman, bersahabat, dikala tercukupi semua kebutuhan, sebaliknya kebanyakan orang akan lari dari kehidupan sahabatnya ketika mulai redup secara materi, atau bahkan jatuh bertubi-tubi.


Pernyataan al-Muhasibi ini sangat mengetuk hati, mengkritik diri yang selalu mencari keuntungan sesaat, bahkan mencari kedudukan yang terhormat dengan cara yang tak bermartabat, yang pada akhirnya menjatuhkan harga diri ke jalan yang tersesat.