Berkah Tongkrongan

nongkrong
Berkah tongkrongan


Syahadat.id - Pulang sekolah adalah waktu dimana melupakan sebentar semua pelajaran yang sudah di pelajari dan focus untuk bersantai dan bercanda ria bersama teman-teman atau bisa disebut “nongkrong”.

Mungkin banyak diluar sana yang masih menganggap nongkrong itu buruk, namun aku tidak setuju terhadap nongkrong atau pun hangout adalah hal buruk, karna kita bisa bercengkrama terhadap teman, membuat ide-ide yang banyak disana, mempererat tali silaturahmi, dan menghilangkan rasa penat atau lelah atau pun hal yang lain yang positif.

“Sebelum bapak akhiri bagi yang mengikuti lomba puisi bapak harap menang ya, apa lagi yang ikut anak-anak yang suka nongkrong gatau deh bisa menang apa engga.” Ujar guru yang baru menyelesaikan mengajar dan selalu memandang anak yang suka nongkrongs.

Namun anak-anak sudah bosan dan tidak peduli dengan kata-kata guru yang selalu merendahkan anak-anak yang suka nongkrong.

“Eh kamu mesen apa? Pesen kopi yuk” ajakan dari salah satu teman nongkrongku. “Ayo” sautku untuk memesan pesanan yang sama dengan temanku.


tulis menulis
Menulis


“Kita kan mau lomba buat puisi nih yuk kita buat mumpung lagi di luar” “Iya bener ayo kita buat pasti ide-ide kita lagi nongkrong juga” obrolan teman-temanku yang ingin mengikuti lomba puisi.

“Entah kenapa guru-guru kita kok di sekolah sangat memandang rendah dan berfikir negative akan halnya melakukan nongkrong ya? seakan-seakan nongkrong itu berdampak buruk bagi seseorang” ujar aku yang spontan berkata tersebut karna terlintas di kepala.


Baca juga:

Jangan Mudah Menyimpulkan Perasaan Orang Lain

 “Iyaa nih padahal kan nongkrong tidak berdampak buruk kecuali dengan orang yang salah, harusnya bukan nongkrong yang salah tapi orang nya kenapa nongkrong sama orang yang salah.”

“Kenapa ya? kebanyakan orang memandang rendah nongkrong? kan nongkrong itu seru, asik bisa menghilangkan penat dan lelah dan banyak lagi manfaatnya” sautan teman-teman ku yang kesal karna banyak orang yang berfikir secetek itu namun tidak memikirkan hal yang lain.

“Kalau gitu kita sebagai anak yang suka nongkrong buktiin aja kalau nongkrong itu tidak salah, tidak selalu buruk dengan kita memenangkan lomba puisi ini.” Aku yang menyemangat kan teman-teman ku supaya memenangkan lomba tersebut.

“Wah bener banget ayok kita buktiin masa nongkrong aja gaboleh, walaupun kita masih muda tapi kita juga butuh kebebasan yang sewajarnya dan ini masuk kedalam hal yang wajar.” Semangat temanku untuk membuktikan dan menunjukan bahwa nongkorng tidak salah dan tidak buruk.

Mencari inspirasi


Hari esok pun tiba, saat nya untuk mengumpulkan puisi-puisi yang akan di lombakan dan lombanya pun berada di sekolah. “Gimana udah pede menang belum semua?.” “Pastii menang dong ide-ide pada ngalir nih kemaren.” Ujar teman-teman dan aku yang percaya diri untuk memenangkan puisi nya.

“Ini dia pengumuman pemenang lomba puisi,  untuk juara 3 adalah…” ujar guru yang menjadi juri di lomba tersebut. “Juara tiganya adalah UMAR” sontak umar langsung menuju ke panggung atas panggilan kemenangan tersebut. “Juara keduanya adalah AMIN” lagi-lagi teman-teman ku teriak gembira karna salah satu dari teman nongkrong nya terpilih menjadi juara.

Baca juga:

Panggilan Untuk Pak Ang


“Dan juara 1 nya adalahh…..” dan semua orang pun tegang serta guru-gurupun ikut tegang siapa juaranya satunya. “Juara satunya adalah GERAN.” Aku pun langsung melompat kegirangan dan langsung menuju ke panggung.

Serentak teman-temanku langsung berteriak kencang dan memberi apresiasi terhadap pemenang dan guru-guru pun kaget karena aku dan teman-teman ku yang sering nongkrong ini yang menjadi juaranya dan aku berkesempatan memberi pesan atau kesan.

Dan aku memberi pesan yaitu “Kita hanya bisa melihat orang dari luarnya saja dan kita tidak bisa melihat orang dari dalamnya, akan tetapi kita bisa menutup omongan kita sendiri namun tidak bisa menutup omongan orang lain.”


Penulis : Muhammad Pangeran Al-Amin