Siapa Musuh Manusia yang Sebenarnya?

 

musuh terbesar manusia
Ilustrasi: musuh manusia

Syahadat.id - Dunia ini memang sebagai tempat ujian bagi manusia. Jika ia berbuat kebaikan ataupun melakukan kejahatan, semuanya akan mempertanggungjawabkan amal perbuatannya masing-masing.a

Dalam mengarungi kehidupan, manusia tak lepas dari musuh yang siap menerka, menghancurkan cita-citanya sehingga ia menjadi makhluk yang gagal, kalah dalam sebuah pertandingan.

Manusia yang beruntung mampu meredam bahkan mampu mengendalikan diri supaya tak terkecoh oleh musuh-musuhnya.

Hal ini akan didapat saat dirinya mengerti dan memahami siapa musuh sebenarnya yang ia hadapi

4 Kategori Musuh Manusia

Untuk memudahkan menganalisa musuh-musuh manusia terlebih dahulu harus memetakan siapa musuh yang kelihatan maupun yang tak kelihatan.

Abu al-Lais as-Samarqandi dalam Tanbih al-Ghafilin menjelaskan bahwa ada empat kategori yang menjadi musuh manusia, yaitu:

dunia
Ilustrasi: Dunia


Pertama, Dunia. Manusia memang hidup di dunia, namun bila ia lupa tujuannya maka ia akan terlena gemerlapannya sehingga ia melupakan tugas kewajibannya yang akan merugikan dirinya maupun orang lain.

Maka harus hati-hati dalam menyikapinya, urusan dunia harus diatur sebaik-baiknya bukan kita yang diatur oleh gemerlapan dunia.

Baca juga: 

Strategi Syaitan: Menyesatkan Manusia dengan Kebaikan

Kedua, Nafsu dalam dirimu. Pada dasarnya nafsu manusia membisikkan bahkan mengajak untuk berbuat kejahatan, kejelekan yang akan merugikan diri sendiri.

Misalnya orang yang memakan makanan yang berlebihan dengan mengikuti hawa nafsunya maka akan mendatangkan penyakit dari dalam dirinya, terutama perut sebagai sumber dari berbagai macam penyakit.

Ilustrasi: Musuh manusia


Ketiga, Setan. Ia merupakan musuh utama manusia yang selalu mengajak, mengarahkan dirinya berbuat kejahatan maupun kemaksiatan, ia tak pernah gentar atau putus asa dalam menggoda manusia supaya menjadi pengikut nya.

Baca juga: 

Era Digital, Hati-hati dan Kenali Perangkap Setan Ini

Keempat, Setan yang berwujud manusia. Ia harus berhati-hati karena Syaitan yang tak terlihat hanya membuat was-was manusia.

Sedangkan Syaitan yang berupa manusia adalah teman yang memiliki watak jahat dan berperangai buruk.


Dari penjelasan diatas, manusia harus banyak belajar agar lebih mengenal rekayasa dari musuh-musuhnya sehingga ia mampu menolaknya dan selamat darinya.

Oleh: Moh Afif Sholeh, M.Ag