Adab Berdoa sesuai Sunnah Rasul (1)

 

Adab Berdoa sesuai Sunnah Rasul (1)

Syahadat.id - Doa merupakan permintaan terkabulnya hajat seorang hamba serta sebagai bentuk penghambaan diri kepada sang pencipta yaitu Allah Dzat yang Maha Kuasa serta sebagai bukti ketidakberdayaan dirinya akan keagungan-Nya. 

Agar doa didengar oleh Allah atau terkabul harus mengikuti syarat dan ketentuan. Begitu juga harus menggunakan adab yang harus dipenuhi bagi orang yang berdoa.


Imam al-Suyuti dalam sebuah karyanya yang berjudul Siham al-Ishabah fi ad-Da’awat al-Mustajabah menjelaskan salah satu tanda doa dikabulkan oleh Allah, di antaranya berkaitan dengan waktu dan tempat.


Imam Taqiyuddin yang lebih dikenal  Ibnu Al Imam dalam karyanya yang berjudul Silahul Mukmin fi Ad Dua wa Adzikri menjelaskan  tentang adab-adab dalam berdoa, diantaranya:


Baca juga:


Pertama. memilih waktu yang utama seperti saat sedang sujud dalam shalat.


Kedua. Dalam kondisi yang sesuai. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah 


ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ (ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺴﺠﻮﺩ ﻓﺎﺟﺘﻬﺪﻭا ﻓﻲ اﻟﺪﻋﺎء ﻓﻘﻤﻦ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﺠﺎﺏ ﻟﻜﻢ) ﺭﻭاﻩ ﻣﺴﻠﻢ


Artinya:

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: saat sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa karena hal itu bisa menjadikan doamu terkabulkan. (HR. Muslim)


Ketiga. Memilih tempat yang mustajab untuk berdoa.


Salah satu tempat  mustajab yang diabadikan oleh Al-Qur’an adalah Miharabnya Siti Maryam, di tempat  itu Nabi Zakaria berdoa agar diberikan keturunan, dan Allah mengabulkan doanya.


Selain yang berkaitan dengan tempat, juga ada waktu-waktu yang paling didengar oleh Allah. Imam Nawawi dalam kitab Riyadh al-Shalihin mengutip sebuah hadis Nabi yang berbunyi:


ﻭﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺃﻣﺎﻣﺔ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ: ﻗﻴﻞ ﻟﺮﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﺃﻱ اﻟﺪﻋﺎء ﺃﺳﻤﻊ؟ ﻗﺎﻝ:”ﺟﻮﻑ اﻟﻠﻴﻞ اﻵﺧﺮ، ﻭﺩﺑﺮ اﻟﺼﻠﻮاﺕ اﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺎﺕ “ﺭﻭاﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﻗﺎﻝ: ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ


Artinya: Diriwayatkan dari Abi Umamah RA. Ia berkata: Nabi ditanya tentang doa yang paling didengar oleh Allah. Kemudian Nabi menjawab: yaitu di tengah malam yang akhir (sepertiga malam), dan setelah shalat fardhu. (HR. Tirmidzi, ia berkomentar bahwa hadis ini derajatnya Hasan).


Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa tata cara berdoa sangat beragam, maka dari itu jangan mudah menyalahkan orang lain yang berbeda cara berdoanya dengan kita, bisa saja ketidaktahuan seseorang menjadi penghalang untuk menemukan kebenaran itu sendiri.