3 Tingkatan Taubat yang perlu Diketahui

 3 Tingkatan Taubat yang perlu Diketahui


Syahadat.id - Manusia ibarat sebuah kaca, harus dibersihkan selalu, setiap saat, setiap waktu bahkan setiap tempat, bila tidak dirawat kaca itu akan berdebu, dan kotorannya selalu menumpuk menjadi tebal. Begitu juga manusia harus selalu bertaubat ketika melakukan kesalahan. pertanyaan yang selalu tersirat adalah Apa sih sebenarnya hakikat dari taubat itu?


Taubat berasal dari kata تاب yang berati kembali. Orang yang taubat berarti kembali kepada kesucian dari hal yang berbau maksiat atau yang masuk kategori dosa. Pada hakikatnya Memang manusia sudah mempunyai watak pelupa, dan sembrono. Sekarang ia melakukan kebaikan, setelah beberapa menit kemudian ia melakukan kesalahan. Namun sebaik-baiknya orang yang bersalah ia segeralah bertaubat, berusaha tak mengulanginya lagi.


Dalam hal ini Imam al-Qusyairi dalam Risalahnya mengutip perkataan Abu Ali Ad-Daqqaq yang menjelaskan bahwa taubat ada tiga tingkatan:


baca juga:


Pertama, Taubat. Ini sebagai tingkatan  pemula, terutama bagi orang yang takut akan ancaman Allah berupa siksaan-Nya yang sangat pedih. Ini sebagai ciri orang yang beriman, seperti dalam potongan  Surat an-Nur: 31 yang berbunyi:


وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya:Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.


Kedua, al-Inabah menjadi tingkatan pertengahan yang diperuntukkan bagi orang yang mengharapkan pahala dari Allah. Hal ini sebagai ciri-ciri orang yang menjadi kekasih Allah(wali) atau orang-orang yang dekat dengan-Nya, seperti keterangan dalam Surat Qaf: 33 yang berbunyi:


مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ


Artinya: (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat,


Ketiga, al-Aubah yaitu tingkatan tertinggi. Yang termasuk kategori ini adalah para Nabi dan Rasul yang beramal hanya karena Allah semata, bukan karena takut siksa ataupun mencari pahala, seperti dalam Surat Shad: 30 yang berbunyi:


وَوَهَبْنَا لِدَاوُودَ سُلَيْمَانَ ۚ نِعْمَ الْعَبْدُ ۖ إِنَّهُ أَوَّابٌ


Artinya: Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).


Dengan adanya tingkatan ini, manusia seharusnya untuk selalu terpacu, termotivasi untuk selalu menjadi yang lebih baik, karena ada pepatah yang berbunyi: diatas langit masih ada langit, ternyata maknanya sangat mendalam yang berarti jangan merasa puas dengan amal atau taubat yang kita kerjakan, karena masih ada yang lebih hebat, lebih kuat tingkatannya mengalahkan kita. (mas)