Akibat Jenderal Kesiangan

 

Akibat Jenderal Kesiangan

Syahadat.id - Dahulu kala ada sebuah kerajaan yang makmur, rakyatnya sejahtera, sampai tidak ada kelaparan maupun kekurangan yang dirasa. Nuansa daerah itu cukup segar dan menyenangkan orang yang memandangnya. Tampak rutinitas di pasar sekitar kerajaan cukup ramai dikerumuni oleh banyaknya penjual dan pembeli. 

Di pojok daerah kekuasaanya terbentang tanah yang hijau nan subur disana. Para petani sibuk memanen hasil tanamnya setelah menunggu beberapa bulan lamanya. 


Pada pagi hari, anak anak belajar dengan ceria, sambil bernyanyi : 


"Kerajaanku aman sentosa, rakyat makmur dirasa," sahut menyahut dengan temannya, sungguh sejuk mendengar keriuhan mereka. 



Terbesit dalam pikiran sang raja, manakala aku mau meninggal, "apakah pantas penggantiku yang baru seumur jagung pengetahuan dan pengalamannya menggantikan posisiku?" tanya raja dalam dirinya.


Sampai beberapa hari, sang raja memikirkan hal ini sampai permaisurinya bertanya:


"Ada apa geranganmu baginda raja?"tanya permaisuri.



Baca juga:



Raja menjawab:" permaisuriku yang cantik, saat ini aku merasakan gundah gulana terkait masalah siapa pengganti setelah aku, padahal putera mahkota masih belum pantas memegang posisiku," jawab raja kepada permaisurinya.


Setelah beberapa waktu, kerajaan yang awalnya tenteram diserang oleh kerajaan luar yang canggih alat perangnya. Tiba tiba dalam beberapa hari saja kerajaan itu menjadi jatuh, hancur, bencana melanda kerajaan itu, akhirnya raja pun terdesak dan meninggal di pengungsian. 


Setelah mulai berkurang dari serangan kerajaan luar, putera mahkota yang masih seumur jagung dinobatkan sebagai pengganti raja, dan semua tugas mulai diembannya. Lantas ia mengumpulkan semua jenderalnya untuk mengatur strategi dari serangan musuhnya, akhirnya ditunjuk salah satu jenderal untuk memimpin peperangan.


Pada hari yang telah ditetapkan. Jenderal yang ditunjuk tidak kunjung datang, sampai sampai prajurit pada bertanya," dimana keberadaan jenderal pimpinan perang kita?


Ternyata Jenderal yang ditunjuk punya kebiasaan mabuk mabukan tiap malam, dia terlena akan tugas yang diembannya.


Akhirnya, serangan musuh bertubi tubi hingga mengahancurkan barisan prajurit yang telah siap. Sungguh naas prajurit pada mati tergeletak, tanpa ditemani sang Jenderal. 


Di saat matahari mulai tergelincir,  terbangunlah sang Jenderal. Ia segera menyusul ke medan pertempuran, namun apa yang ia lihat?mayat bergelempangan dimana mana, ia menyesal karena kecerobohannya.


Akhir cerita, sang jenderal dipanggil ke istana, dan akan dieksekusi mati karena kelalaian dan kecerobohannya. (Mas)