Sering Melaknat Orang Lain, Kelak tak Bisa Memberi Syafa’at

Sering Melaknat Orang Lain, Kelak tak Bisa Memberi Syafa’at


Syahadat.id - Akhir ini, fenomena di masyarakat mudah menyalahkan bahkan mencaci dan yang lebih dikhawatirkan adalah mempunyai kebiasaan melaknat kepada sesama orang mukmin.

Hal ini dipicu gara-gara perbedaan dalam menyikapi berbagai persoalan mulai politik yang memanas atau cara beragama yang terlalu kaku bahkan terkesan memaksa sehingga menjadikan dirinya merasa paling benar, paling sesuai ajaran. Akhirnya menganggap orang lain keliru, salah jalan. Kejadian ini berdampak negatif di masyarakat sekitar seperti tidak adanya rasa hormat kepada sesama manusia.

Dengan adanya perbedaan yang Allah telah gariskan di muka bumi ini seharusnya dijadikan momentum untuk semakin dekat dengan Allah melalui berfikir, merenung akan keagungan-Nya yang telah menciptakan keragaman ciptaan-Nya agar saling melengkapi satu dan yang lainnya.

Salah satu kriteria seorang mukmin yang baik adalah tak mudah mencela orang lain walau berbeda pendapat atau pilihan. Hal ini sesuai Hadits Nabi,

وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "ليس المؤمن بالطعان، ولا اللعان ولا الفاحش، ولا البذي" رواه الترمذي


Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah bersabda:"Seorang mukmin yang baik itu tak suka mencela juga tak melaknat dan tidak buruk akhlaknya serta tak mempunyai omongan yang buruk. (HR. Turmudzi).


Baca juga:


Menurut Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan bahwa orang yang sempurna keimanan-Nya harus memiliki akhlak yang baik serta menjauhkan dari akhlak yang buruk seperti suka mencaci maki, suka melaknat bahkan sering membuat onar dengan ucapan dan perbuatannya. Dari sini, seorang mukmin harus menjaga lisan dan perbuatannya agar tak merugikan orang lain. Banyak orang yang hancur gara-gara tak mampu menjaga lisan dan tangannya.

Berbeda itu pasti ada, karena sudah menjadi Sunnatullah di alam ini. Pastinya untuk menghadapi perbedaan dibutuhkan kedewasaan dalam berpikir, dan menghargai pendapat orang lain.

Realita di masyarakat saat ini, gara-gara berbeda dalam urusan pilihan politik, seringkali saling mencela sesama teman, bahkan satu keluarga tak saling sapa.

Sungguh hal itu sangat disayangkan. Dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Abi Darda’ yang berbunyi:


ﻋﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: “ﻻ ﻳﻜﻮﻥ اﻟﻠﻌﺎﻧﻮﻥ ﺷﻔﻌﺎء، ﻭﻻ ﺷﻬﺪاء ﻳﻮﻡ اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ” ﺭﻭاﻩ ﻣﺴﻠﻢ.

Artinya: diriwayatkan Abi Darda’ RA. berkat: Nabi bersabda: para pelaknat tak akan bisa memberi Syafaat, dan tak akan menjadi saksi di hari kiamat. (H.R. Muslim).

Ibnu Hajar dalam Al-Fatawa al-Hadisiyyah menjelaskan bahwa larangan melaknat karena hal itu akan menjauhkan dari Rahmat Allah kepada seseorang, perbuatan ini sangat dilarang, bahkan bila melaknat kepada sesama orang mukmin bisa dikategorikan membunuhnya.

Maka dari itu sebagai orang mukmin ketika menghadapi perbedaan harus disikapi dengan bijaksana, dan tak perlu mengumpat bahkan mengeluarkan kata-kata yang tak pantas demi kepentingan sesaat terutama di era yanggih seperti ini, seseorang harus lebih berhati-hati dalam menggunakannya, salah memberikan komentar akhirnya bisa masuk bui dan menyengsarakan diri kita sendiri. (Mas)