4 Tingkatan Orang Berdzikir

 

4 Tingkatan Orang Berdzikir


Syahadat.id - Dzikir menurut bahasa artinya menyebut dengan lisan atau mengingat dengan lisan, hati dan pikiran. Menurut istilah maksudnya adalah mengingat Allah SWT.

Banyak ulama yang membahas tentang dzikir dan dzikir memiliki makna yang sangat luas dan keutamaan atau fadilah yang sangat banyak. Dalam pandangan Sayyid Sabiq, dzikir adalah apa yang diucapkan oleh lisan dan hati berupa tasbih atau mensucikan Allah SWT, memuji dan menyanjung-Nya, menyebutkan sifat-sifat kebesaran dan keagungan sertan sifat-sifat keindahan dan kesempurnaan -Nya

Menurut Imam Al-Ghazali ada  empat tingkatan orang berdzikir


1. Tingakatan pertama adalah orang yang berzikir dengan lisan dan hatinya. Hal tersebut adalah yang sangat dianjurkan oleh syariat.

2. Tingkatan kedua adalah orang yang berzikir hanya dengan hatinya. Hal tersebut sangat terpuji, karena hatinya tetap berzikir meski raga melakukan hal lain.

3. Tingkatan ketiga adalah orang yang berzikir hanya dengan lisan saja. Orang tersebut akan memperoleh keutamaan sebab bibirnya basah karena menyebut asma Allah, meski hatinya belum mampu ikut berzikir. Pada tingkatan ini, semakin sering lisan berzikir, maka orang tersebut bisa melatih hatinya.


Baca juga:


Imam Ibnu Atha’illah mengatakan dalam hikam-nya : “Jangan tinggalkan dzikir karena kelalaian hatimu yang tidak bersama Allah karena kelalaian tanpa dzikir lebih buruk daripada kelalaian dengan dzikir. Bisa jadi Allah mengangkatmu dari dzikir dengan kelalaian ke dzikir dengan hati terjaga, dari dzikir dengan hati terjaga ke zikir dengan hati waspada, dari dzikir dengan hati waspada ke dzikir fana” .


4. Tingkatan keempat adalah orang yang tidak berzikir baik dengan lisan atau hatinya. Mereka adalah golongan yang paling buruk. Sebab tidak berusaha menghadirkan Allah dalam hidupnya meski sebatas dan dimulai dari lisan.


Dalam sebuah riwayat hadits Nabi SAW mengatakan :


مثل الذي يذكر الله والذي لا يذكره مثل الحي والميت، ومثل الشجرة الخضراء بين الشجر اليابس. وذاكر الله في الغافلين كالمقاتل بين الفارين


“Perumpamaan seorang yang berdzikir kepada Allah dengang orang yang tidak berdzikir seperti (perbedaan) antara yang orang yang hidup dengan yang mati, seperti pohon yang hijau rindang di antara pepohonan yang kering, dan orang yang berdzikir di tengah orang-orang yang lalai seperti orang yang tetap berperang diantara orang yang lari (dari medan perang).

Semoga Allah SWT senantiasa membarikan kita kemampuan untuk istiqomah berdzikir sebagai sebuah oase dalam kehidupan.Amin.



Penulis: M. Agus Soleh, S.S.I, Penulis dan Direktur Rumah Cinta Yatim (RCY)