Agar menjadi orang yang Mulia, Ingat Nasehat Imam Syafi'i ini

Agar menjadi orang yang Mulia, Ingat Nasehat Imam Syafi'i ini


Syahadat.id -Manusia hidup di dunia ini selalu merasakan gejolak dalam dirinya, baik urusan pribadi, keluarga, maupun dengan orang lain. Hal ini sebagai ketentuan Allah (Sunnatullah) yang telah digariskan di alam raya bahwa segala Makhluk berpasangan atau berjodoh jodoh, yaitu ada si kaya dan si miskin, ada yang pintar, juga ada yang terpelajar, Satu dengan yang lain saling membutuhkan, saling mengisi serta menghargai.

Secara hakiki manusia membutuhkan berbagai hal yang harus terpenuhi dalam hidupnya yaitu, kebutuhan sandang, pangan, papan dan lainya. Ini bisa didapatkan dengan cara bekerja keras untuk memenuhinya. Kadangkala usaha manusia ini tidak membuahkan hasil yang diinginkan, sehingga manusia rela mengorbankan harga dirinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Imam Syafi’i seorang ulama besar pernah menjelaskan tentang resep untuk menjaga harga diri seseorang agar tidak diremehkan atau direndahkan oleh orang lain. Beliau berkata:

جوهر المرء في ثلاث كتمان الفقر حتى يظن الناس من عفتك أنك غني وكتمان الغضب حتى يظن الناس أنك راض وكتمان الشدة حتى يظن الناس أنك متنعم .

Artinya: kemulian seseorang dilihat dari tiga hal: Pertama, mampu menyembunyikan kefakiran atau kekurangan sehingga manusia mengira kamu termasuk orang yang tercukupi kebutuhannya. Kedua, menyembunyikan amarah sehingga manusia menyangka bahwa kamu termasuk orang yang ridho (menerima dengan lapang dada). Ketiga, menyembunyikan kesusahan sehingga orang lain mengira kamu orang yang nyaman dalam menjalani kehidupan ini.

Dari penjelasan diatas ada beberapa hal yang perlu dikupas secara tuntas sehingga maksud dari pernyataan Imam Syafi’i bisa dipraktekkan dikalangan masyarakat.

1. Kefakiran penyebab kekufuran

Masalah kemiskinan atau kekurangan harta sebagai momok besar umat islam saat ini, terutama Umat Islam Indonesia yang notabenya terbesar di dunia masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan, terbukti banyaknya gelandangan, atau pengemis yang tinggal di kolong jembatan atau pinggir bantaran sungai, kebanyakan beragama islam. 


Data Badan Pusat Statistik menyatakan Pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen). 


Baca juga:


Petuah KH. Hasyim Asy’ari dalam Menyikapi Perbedaan
Imam Al Ghazali: 6 Alasan Seseorang Diperbolehkan Ghibah


Setelah tergambar kondisi masyarakat kita saat ini, sebagai seorang muslim seharusnya membantu saudaranya yang kekurangan secara ekonomi melalui bantuan pemerintah, atau melalui pengelolaan Zakat, Infak, dan Shadaqah yang terarah dan tepat sasaran sehingga tercipta masyarakat muslim yang kuat persaudaraannya serta terhindar dari kekufuran yang disebabkan dari kefakiran.


2. Sifat ramah menjauhkan sifat pemarah


Manusia saling mencintai orang lain bila keramahan selalu menghiasi kehidupanya, karena orang lain merasa nyaman dan tenang ketika bersamanya. Seumpama kita keras serta bengis yang berasal dari sifat pemarah akan menjauhkannya dari pergaulan masyarakat, serta ia akan terkucilkan gara gara sikapnya sendiri. Sifat pemarah muncul dari keegoan diri karena belum siap menghadapi perbedaan yang ada, ditambah kurangnya pengetahuan menjadikannya bertambah keras kepala.


3. Setiap Kenikmatan pasti ada yang dengki


Semua orang pasti mempunyai catatan rizkinya masing masing, orang lain tidak akan memakan jatah rizkimu. Kenyataanya manusia tidak akan puas dalam menggapai apa yang ia inginkan. Sehingga sebagian manusia tidak terima akan pemberian Yang Maha Kuasa, ia berusaha menghalalkan segala cara, serta sifat dengki menyelimuti hidupnya dengan berharap bagian rizki orang lain hilang, maka sebaiknya orang yang mendapatkan kenikmatan untuk selalu menyembunyikan dari orang lain agar terhindar dari hal yang tak diinginkan.