Nabi Musa Bertanya kepada Tuhan tentang Kedudukan yang Paling Mulia

Syahadat.id - Imam Ar-Razi dalam Tafsirnya yang berjudul Mafatih al-Ghaib mengkisahkan bahwa saat Nabi Musa hendak munajat kepada Tuhannya, ia melihat seseorang yang diberikan kedudukan tinggi dihadapan Allah yang selalu diinginkan dan diidam-idamkan oleh setiap orang. 

Nabi Musa berkata: “Sungguh mulia orang ini sangat dekat dengan Tuhannya,”

Nabi musa
Nabi Musa bertanya kepada Tuhan


Melihat kejadian ini, lantas Nabi Musa bertanya kepada Tuhannya supaya dapat informasi perihal nama orang tersebut tetapi tak diberitahu namanya. Kemudian Allah menjelaskan 3 amal perbuatan yang dilakukannya sehingga mendapatkan kedudukan terhormat dan nikmat.

Pertama. Ia tak pernah dengki terhadap anugerah atau pemberian Allah kepada orang lain. Ia memahami bahwa setiap makhluk ciptaan-Nya pasti memiliki rizki masing-masing jadi tak perlu dengki terhadap kelebihan orang lain dalam urusan duniawi.


Dalam Kitab Tasfiyatul al-Qulub min Adran al-Awzar wa adz- Dzunub karyaYahya bin Hamzah al-Yamani menjelaskan bahwa ada dua cara untuk mengobati sifat dengki ini.

  1. Bekal ilmu. Dengan adanya ilmu tentang dengki maka ia akan mengetahui hakikatnya secara mendalam bahwa dengki sangat berbahaya untuk dirinya, terutama dalam hidup bersahabat dengan tetangga, maupun partner kerja.
  2. Melakukan amal perbuatan. orang yang akan hasud berusaha mengendalikan diri baik perkataan maupun perbuatan untuk tidak melakukan hal terlarang dengan berusaha mencegahnya. Bila mendapatkan nikmat harus disyukuri agar nikmatnya semakin berkah dan bertambah, serta menjauhi dengki dari orang lain dengan meyakini bahwa setiap orang membawa Rizki nya masing-masing.

Kedua. Tak pernah menyakiti hati orang tuanya. Salah satu tanda bakti seorang anak kepada orangtuanya adalah selalu mendoakan keduanya serta bergaul dengan sikap yang baik walau kadang ada yang berbeda keyakinan.

Setiap manusia berkewajiban berbakti kepada orang tuanya, terutama kepada ibunya yang telah mengandung, melahirkan serta merawat anaknya. Ayah yang telah mencukupi kebutuhannya juga sebagai kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab dunia samapi akhirat. Pengorbanan keduanya tak akan mampu dibayar oleh materi sebesar apapun, segunung emas sekalipun tak akan cukup untuk membalas kebaikannya.

Baca juga: 

Tafsir Yasin Ayat 12 tentang Anjuran Mempersiapkan Bekal Masa Depan


Ketiga. Tak pernah mengadu domba atau memprovokasi orang lain. Pada dasarnya seorang provokator tak senang bila ada kedamaian disekitarnya. Hal ini ia lakukan lantaran memanfaatkan situasi agar dirinya mendapatkan keuntungan yang banyak bagi dirinya.

Penyebab Siksa Kubur

Ada beberapa penyebab seseorang  mendapatkan siksaan dalam kubur. 

Pertama, seseorang yang  tak membersihkan diri atau bersuci dari kotoran air kencin. 

Kedua, Sering mengadu domba atau memprovokasi massa sehingga terjadi permusuhan yang menimbulkan nyawa atau merugikan orang lain