Dalam Kondisi Ini tak Dianjurkan Membaca Ta’awwudz

Syahadat.id - Salah satu Adab atau tata krama ketika hendak membaca Al-Qur’an adalah berta’awwudz terlebih dahulu. Ta’awwudz adalah membaca kalimat A’udzubillahi Minassyaithanir Rajim atau

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم

yang bertujuan untuk meminta perlindungan kepada Allah dari godaan Syaitan yang selalu mengganggu manusia agar tersesat dari jalan yang diridhai-Nya.

taawudz


Anjuran ini berdasarkan Ayat yang berbunyi:

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98

Artinya: Jika engkau hendak membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. (QS. An-Nahl:98)

Perintah membaca ta’awwudz sangat dianjurkan terutama ketika hendak membaca Al-Qur’an . Namun bagaimana hukumnya bila menggunakan Ayat Al-Qur’an untuk hujjah(argumentasi) atau mengambil dalil (istidlal) sebuah hukum, apakah masih dianjurkan membaca ta’awwudz?

Misalnya dalam khutbah Jum’at, Khotib sering mengutip Ayat Al-Qur’an diawali menggunakan lafadz قال الله تعالى, kemudian membaca ta’awwudz lalu membaca Ayat yang dikehendaki.

Imam Suyuthi di dalam kitab Al-Hawi Lil Fatawa menjelaskan bahwa ketika mengutip Ayat atau dalam berargumentasi dengan Ayat Al-Qur’an, bila diawali dengan قال الله تعالى maka langsung membaca Ayat yang hendak digunakan sebagi dalil/hujjah tanpa membaca Ta’awwudz terlebih dahulu.

Hal ini berdasarkan Hadis maupun yang dilakukan oleh sahabat(Asar). Seperti Hadis Nabi dibawah ini:

ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﻗﺎﻝ: «ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﻃﻠﺤﺔ: ” ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺇﻥ اﻟﻠﻪ ﻳﻘﻮﻝ: {ﻟﻦ ﺗﻨﺎﻟﻮا اﻟﺒﺮ ﺣﺘﻰ ﺗﻨﻔﻘﻮا ﻣﻤﺎ ﺗﺤﺒﻮﻥ.[ ﺁﻝ ﻋﻤﺮاﻥ: 92]

ﻋﻦ ﺣﻤﺰﺓ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ: ﺣﻀﺮﺗﻨﻲ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ: {ﻟﻦ ﺗﻨﺎﻟﻮا اﻟﺒﺮ ﺣﺘﻰ ﺗﻨﻔﻘﻮا ﻣﻤﺎ ﺗﺤﺒﻮﻥ}

ﺃﺧﺮﺝ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ” «ﻣﻦ ﻣﻠﻚ ﺯاﺩا ﻭﺭاﺣﻠﺔ ﻭﻟﻢ ﻳﺤﺞ ﺑﻴﺖ اﻟﻠﻪ ﻓﻼ ﻳﻀﺮﻩ ﻣﺎﺕ ﻳﻬﻮﺩﻳﺎ ﺃﻭ ﻧﺼﺮاﻧﻴﺎ، ﻭﺫﻟﻚ ﺑﺄﻥ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻘﻮﻝ {ﻭﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎﺱ ﺣﺞ اﻟﺒﻴﺖ ﻣﻦ اﺳﺘﻄﺎﻉ ﺇﻟﻴﻪ ﺳﺒﻴﻼ ﻭﻣﻦ ﻛﻔﺮ ﻓﺈﻥ اﻟﻠﻪ ﻏﻨﻲ ﻋﻦ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ} [ﺁﻝ ﻋﻤﺮاﻥ: 97]

Kesimpulannya adalah membaca Ta’awwudz sangat dianjurkan bila hendak membaca Al-Qur’an, tapi bila untuk hujjah/dalil maka tak dianjurakan berta’awwudz.

Apabila ada yang mengucapkan

ﻗﺎﻝ اﻟﻠﻪ: ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ اﻟﺮﺟﻴﻢ

kemudian membaca Ayat Al-Qur’an, maka ini kurang tepat, karena memasukkan

ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ اﻟﺮﺟﻴﻢ

sebagai kalamnya, padahal itu bukan termasuk Ayat Al-Qur’an.

Yang dikhawatirkan adalah membuat kebohongan dengan memasukkan kalimat lain yang bukan Al-Qur’an, bila ditinjau dari segi arti.