Tafsir Surat al-Isra’ 19 tentang Cara mendapatkan Pahala Akhirat

Syahadat.id - Salah satu tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah, dengan harapan akan mendapatkan keberuntungan di akhirat kelak. Namun sayangnya banyak orang yang lupa akan tujuan akhir hidupnya sehingga kehidupannya tak tertata, ia menghalalkan segala cara demi meraih keuntungan sesaat.

al isra' 19
Al Isra' 19


Begitu juga banyak ahli ibadah yang tekun dalam beramal, namun tanpa menyadari amalannya sirna, tak berguna dikarenakan tak didasari dengan ilmu, serta tak mengerti tata caranya, akhirnya amalannya sia-sia, sedangkan dirinya tak menyadarinya. 

Ibarat sebuah bejana yang selalu diisi air setiap waktu, tanpa disadari terjadi kebocoran, maka otomatis airnya akan habis tanpa tersisa sedikitpun.

Baca juga:


Dalam hal ini, Allah mengingatkan bahwa orang yang menuju akhirat harus sesuai dengan tuntunan syariat, seperti keterangan dalam Surat al-Isra’ ayat 19:


وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا (19)


Artinya: Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.


Menurut Imam al-Baidhawi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa orang yang menghendaki pahala akhirat harus mengikuti ajaran Syariat agama dengan benar sesuai dengan prosedur, serta harus menjauhi larangan-Nya, bukan berdasarkan keinginan nafsunya, maka amal perbuatannya akan diterima oleh Allah dan akan mendapatkan pahala yang besar.


Menurut Raghib al-Asbihani menjelaskan bahwa untuk mendapatkannya pahala yang telah dijanjikan, ada 4 hal yang harus dilakukan:


Pertama, harus menggunakan akal fikiran yang sehat dalam memahami ajaran agama. Untuk lebih menjadi sempurna maka harus didasari dengan ilmu.


agama
Agama


Kedua, harus menjaga harga dirinya dari hal yang terlarang. Hal ini akan menjadi lebih sempurna bila didasari sifat Wara’ (menjaga diri dari hal syubhat yang belum jelas hukumnya.


Ketiga, adanya keberanian dalam bertindak, berbuat bukan karena paksaan atau mengejar pujian manusia. Hal ini lebih sempurna bila didasari dengan sikap mental (bersungguh-sungguh dalam melawan hawa nafsu).

Baca juga:

Keempat, Harus didasari rasa Keadilan tak hanya untuk diri sendiri atau orang lain. yang demikian akan lebih sempurna bila didasari insyaf( menerima kebenaran) dari berbagai sumber yang didapatkan.


Dengan demikian orang yang ingin mengharapkan ketentraman dunia dan akhirat harus mengikuti petunjuk yang telah ditentukan supaya pahalanya amalnya tak berantakan.