Nasehat Imam Syafi'i: Mikir Dulu Baru Ngomong

 

mikir dulu baru ngomong
Foto: mikir dulu baru ngomong


Syahadat.id - Lidah memang tak bertulang tapi mampu menghancurkan jutaan tulang juga mampu menyayat-nyat hati seseorang. Terpelesetnya lidah menjadikan manusia sengsara, rugi di dunia bahkan akhirat. 


Untuk mengantisipasi supaya manusia tak rugi, Imam  Syafi'i memberikan nasehat yang perlu

dijadikan bahan renungan bersama supaya dirinya menjadi pribadi yang terpuji.


Berapa banyak orang yang terpeleset lidahnya akan menjadi sengsara. Sebaliknya berapa banyak orang yang selamat dan hidup mulia disebabkan mampu menjaga lisannya.


Ini nasehat imam Syafi'i


Imam Nawawi dalam kitab Al Adzkar mengutip perkataan imam Syafi'i tentang pentingnya menjaga lidah supaya dirinya menjadi manusia yang dijadikan urusannya menjadi mudah.


Ini pernyataan selengkapnya:


ﺇﺫا ﺃﺭاﺩ اﻟﻜﻼﻡ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﻔﻜﺮ ﻗﺒﻞ ﻛﻼﻣﻪ، ﻓﺈﻥ ﻇﻬﺮﺕ اﻟﻤﺼﻠﺤﺔ ﺗﻜﻠﻢ، ﻭﺇﻥ ﺷﻚ ﻟﻢ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﺣﺘﻰ ﺗﻈﻬﺮ


Imam Syafi'i berkata: jika seseorang hendak berbicara maka sebaiknya direnungi dulu, bila ada kebaikannya maka berbicara namun saat ragu maka tak usah berkomentar sampai ada kebaikannya.


Pesan imam Syafi'i di atas memberikan pelajaran bahwa seseorang hati-hati dalam berbicara, berkomentar maupun membuat statemen yang akan menimbulkan kegaduhan di dunia nyata atau dunia maya.


Baca juga:

Imam Al Ghazali: 6 Alasan Seseorang Diperbolehkan Ghibah


Ia lebih menitik beratkan nilai kebaikan dalam bertutur kata sehingga tak ada pihak yang tersakiti atau tergores perasaannya karena pada dasarnya mulut ibarat harimau yang mampu menerkam siapa saja.



Hadis tentang pentingnya menjaga lisan


Di antara hadis yang berisi petuah kehidupan supaya umat islam menjaga lisannya adalah hadis berikut ini:


 ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ (ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ) ﻗﺎﻝ: " ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻳﺆﻣﻦ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭاﻟﻴﻮﻡ اﻵﺧﺮ ﻓﻠﻴﻘﻞ ﺧﻴﺮا ﺃﻭ ﻟﻴﺼﻤﺖ. رواه البخاري و مسلم


Artinya: Diriwayatkan dari sahabat Abi Hurairah radhiyallahu Anhu berkata: Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wasallam bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berbicara yang baik atau diam saja. (HR. Bukhari dan Muslim).


Imam Al Munawi dalam kitab Faidhul Qadir menjelaskan bahwa hadis ini merupakan anjuran supaya seseorang berbicara yang baik sebagai sumber pahala. 


Baca juga:

Larangan Berlebih lebihan dalam Islam terutama dalam 3 Hal ini

Begitu pula anjuran untuk berdiam terutama untuk menjauhi segala larangan yang menyebabkan seseorang menjadi celaka disebabkan lisan yang yang tak mudah terkontrol.



Nasehat Imam Syafi'i di atas sebaiknya direnungi dan dipahami sehingga seseorang lebih mengedepankan berpikir terlebih dahulu dari pada berbicara dengan menuruti hawa nafsu.


Oleh: Moh Afif Sholeh, M.Ag