Pentingnya Sidang Isbat dalam Menentukan Awal Puasa Ramadhan

 

Pentingnya Sidang Isbat dalam Menentukan Awal Puasa Ramadhan
Pentingnya Sidang Isbat dalam Menentukan Awal Puasa Ramadhan

Syahadat.id - Menjelang awal Ramadhan, Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Agama (Kemenag) akan mengadakan sidang isbat untuk menentukan tanggal 1 Ramadhan.


Sidang isbat penentuan awal Ramadhan diadakan pemerintah sejak tahun 1950. Pada tahun 1972 baru terbentuk Badan Hisab Rukyat (BHR). Sebetulnya sidang Isbat itu apa?


Secara definisi kata isbat merupakan bentuk masdar dari kata asbata yusbitu isbatan yang berarti penetapan. Dalam hal ini maksudnya penetapan awal Ramadhan maupun penentuan awal Idul Fitri.


baca juga:

Doa Penting Yahya bin Abi Katsir Menjelang Ramadhan


Sidang isbat ini diikuti oleh pejabat pemerintah, MUI serta berbagai ormas-ormas islam juga para pakar ilmu falak atau ahli astronomi untuk menentukan dan menetapkan sebuah tanggal yang berkaitan dengan urusan ibadah seperti puasa maupun ibadah lainnya.


Penentuan Awal Ramadhan


Allah menciptakan siang dan malam bertujuan untuk memudahkan manusia dalam mengetahui hitungan waktu terutama yang berkaitan dengan ibadah. Allah berfirman:


وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا


Artinya:

Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.( QS. Al Isra: 12).


Imam Ar Razi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa hitungan waktu berkaitan dengan matahari dan bulan. Dari sini kita mengenal kalender masehi atau syamsiyah dan hijriyah atau dikenal dengan kalender qomariah yang berpatokan dari peredaran bulan.


Dalam menentukan awal Ramadhan, Nabi Muhamad memberikan pedoman kepada umat islam seperti dalam sabdanya yang berbunyi:


عن ﺃبي ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻳﻘﻮﻝ: ﻗﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﺻﻮﻣﻮا ﻟﺮﺅﻳﺘﻪ ﻭﺃﻓﻄﺮﻭا ﻟﺮﺅﻳﺘﻪ، ﻓﺈﻥ ﻏﺒﻲ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻓﺄﻛﻤﻠﻮا ﻋﺪﺓ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﺛﻼﺛﻴﻦ» رواه البخاري


Artinya: Diriwayatkan dari Abi Hurairah radhiyallahu anhu berkata: Nabi Muhamad shallahu alaihi melihat hilal dan berbukalah saat melihat hilal. Bila kalian tak melihat hilal tertutup mendung maka sempurnakanlah hitungan bulan sya'ban menjadi tiga puluh hari. (HR. Bukhari).


Hadist diatas memberikan gambaran dan petunjuk kepada umat umat islam dalam menentukan awal Ramadhan melalui 2 cara: 


Pertama, Rukyatul Hilal atau dengan melihat hilal secara langsung atau menggunakan alat teropong yang dapat memantau keberadaan hilal.


baca juga;

Kriteria Hari, Bulan, Amal yang Paling Baik


Kedua, Bila hilal tak terlihat maka harus menyempurnakan (istikmal) bulan Sya'ban menjadi tiga puluh hari.


Walau demikian, Kementerian Agama mencoba mengakomodir semua kalangan untuk duduk bareng dalam menetapkan 1 Ramadhan dengan mengedepankan persamaan bukan memperbesar perbedaan.


Perbedaan bukan menjadi penghalang untuk bersatu namun semua harus saling menghargai satu dengan yang lainnya.


Baca selengkapnya di sini