Keistimewaan Sa’ad bin Muadz, Arasy Terguncang saat Kematiannya

Keistimewaan Sa’ad bin Muadz, Arasy Terguncang saat Kematiannya


Syahadat.id - Allah sengaja merahasiakan para Wali atau kekasih-Nya. Hal ini agar manusia selalu berkompetisi dalam beramal kebaikan sehingga ia terpilih menjadi orang yang dicintai dan dekat dengan-Nya.


Salah satu Sahabat Nabi yang diberi keistimewaan mampu mengguncang Arasy waktu kematiannya adalah Sa’ad bin Muadz. Ia merupakan pemimpin suku Aus yang merupakan sahabat Anshar di Madinah.


Hal ini Sesuai keterangan dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,


ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺭﺿﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ – ﻭﺟﻨﺎﺯﺓ ﺳﻌﺪ ﺑﻦ ﻣﻌﺎﺫ ﺑﻴﻦ ﺃﻳﺪﻳﻬﻢ – “اﻫﺘﺰ ﻟﻬﺎ ﻋﺮﺵ اﻟﺮﺣﻤﻦ


Artinya: “Diriwayatkan dari Jabir RA, bahwasanya Nabi bersabda: tatkala Jenazah Sa’ad bin Mu’adz di hadapan mereka, Arasynya Allah Dzat penyayang menjadi berguncang. (HR. Muslim).


Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan bahwa para Ulama berbeda pendapat dalam memahami Hadits ini. Pertama, Memahami dari dhahirnya Hadits bahwa Atas bergetar karena senang menyambut ruhnya Sa’ad bin Mu’adz. Dalam hal ini Arasy termasuk jisim (sesuatu yang membutuhkan tempat) yang mungkin bergerak atau diam. Kedua, yang maksud Arasy terguncang yaitu Malaikat yang menjaga Arasy bergembira atas kedatangan ruhnya Saad bin Mu’adz.


baca juga: Syeh Abdul Qadir Al-Jilani: 3 Kategori Tingkatan Doa



Dalam Fatawa Dar Al-Ifta’Al-Misriyyah dijelaskan bahwa Sahabat Sa’ad bin Mu’adz mendapatkan tempat yang mulia ini atas keberanian dalam menghadapi lawan saat perang Khandak, ia terkena anak panah lawan sehingga ia menjadi pahlawan yang mati dalam peperangan. Ini sebagai bukti Kecintaan kepada Nabi, walau nyawanya melayang demi membela kebenaran.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (102)


Artinya:Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.


حافظوا على الإسلام في حال صحتكم وسلامتكم لتموتوا عليه ، فإن الكريم قد أجرى عادته بكرمه أنه من عاش على شيء مات عليه ، ومن مات على شيء بعث عليه


Imam Ar-Razi dalam Tafsirnya yang berjudul Mafatih al-Ghaib menjelaskan tentang empat hal ini bila dilakukan maka akan menjadi sempurna.


Pertama, tentang strategi agar Agama Islam menjadi kokoh.


ﻻ ﻳﺘﻢ اﻟﺪﻳﻦ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﺘﻘﻮﻯ


Agama tak akan menjadi sempurna kecuali jika umatnya selalu bertakwa (menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya).


Kedua, Cara agar seseorang dihargai dan dipercaya oleh orang lain yaitu,


ﻭﻻ ﻳﺘﻢ اﻟﻘﻮﻝ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻔﻌﻞ


Ucapan seseorang tak akan menjadi sempurna bila tak dibarengi dengan perbuatan. Pada prinsipnya prilaku seseorang merupakan cerminan dari dalam dirinya.


Ketiga, tentang harga diri seseorang.


ﻭﻻ ﺗﺘﻢ اﻟﻤﺮﻭءﺓ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﺘﻮاﺿﻊ


Harga diri seseorang tak akan menjadi sempurna bila tak dibarengi dengan sikap rendah hati. Sikap ini  sangat dicintai oleh Allah dan menjadi penyebab seseorang akan dinaikkan derajatnya dihadapan manusia.


Keempat, tentang ilmu yang bermanfaat yaitu


ﻭﻻ ﻳﺘﻢ اﻟﻌﻠﻢ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻌﻤﻞ


Ilmu akan menjadi lebih sempurna bila diamalkan atau dipraktekkan dalam kehidupan.


Maka dari itu keempat hal ini penting diamalkan agar seseorang mendapatkan kesejahteraan di dunia dan diakhirat terutama orang yang mengaku beragama seharusnya prilakunya tak bertentangan dengan ajaran-Nya. Ibarat sebuah lilin mampu menerangi sekitar tetapi menghancurkan dirinya sendiri. Sungguh hal ini sangat dikhawatirkan karena akan menghancurkan Agamanya sendiri. (Mas)