Penjelasan Kata “Sayyidina” dan Artinya

 

Penjelasan Kata “Sayyidina” dan Artinya

Syahadat.id - Kita sering mendengar dari masyarakat tentang masalah khilafiyah, perbedaan pendapat diantara para ulama yang bersandar dari argumen masing-masing, disebabkan dari perbedaan dalam memahami Al Qur’an, maupun Hadis Nabi, atau dari hasil istimbat dari keduanya, misalanya penggunaan kata “Sayyidina” atau “as-Sayyid” baik dalam sholawat, doa atau yang lain, sering memicu ketegangan antara yang memakai atau tidak. Terlepas dari itu semua, kami akan paparkan penjelasannya.

Dalam keterangan kitab Sirajut Thalibin karya Syeh Ihsan Jampes, Kediri, yang merupakan Syarah (penjelasan) dari kitab Minhajul Abidin karangan Imam Al Ghazali, beliau mengupas penjelasan tentang  kata “Sayyidina” atau “as-Sayyid”   ada 3 pendapat:

Pertama, boleh memakai kata “Sayyidina” atau “as-Sayyid”  yang diperuntuhkan tidak hanya untuk Allah, tapi boleh untuk yang lainnya, misalnya untuk Nabi atau yang lain.

Baca juga:

Mengapa Kita harus Seimbang antara Dunia dan Akhirat?


Kedua, penggunaan kata “as-Sayyid”  tidak boleh diperuntuhkan untuk Allah SWT, pendapat ini disandarkan oleh Imam Malik.

Ketiga, kata “as-Sayyid”  penggunaan hanya pantas untuk Allah saja.

Dari ketiga pendapat ini,  kata “as-Sayyid”  termasuk kategori Kulli Musytarak (Satu kata yang mempunyai banyak makna atau arti) sehingga Kata “as-Sayyid”  bisa diartikan sebagai Tuhan, hal ini seperti dalam Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori yang berbunyi:

اَلسَّيِّدُ اَللهُ. رَوَاهُ البُخَارِيُّ

Artinya: Tuhan yaitu Allah. (H.R. Bukhori)

Ada juga yang artinya pemimpin, hal ini merujuk kepada Surat Ali Imran, Ayat 39 yang berbunyi :

فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ الصَّالِحِينَ (39(

Artinya: Kemudian Malaikat (Jibril) memanggilnya (Zakariya), sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab: "Sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepadamu dengan kelahiran Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi pemimpin, dan menahan diri (dari hawa nafsu) serta menjadi seorang Nabi dari keturunan orang-orang saleh.(QS. Surat Ali Imran: 39)

Dan ada yang berarti suami, seperti dalam Surat Yusuf, Ayat 25:

وَاسْتَبَقَا الْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُ مِن دُبُرٍ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَى الْبَابِ ۚ قَالَتْ مَا جَزَاءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوءًا إِلَّا أَن يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (25(

Artinya: Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?"(QS. Surat Yusuf: 25)

Dari penjelasan ini, bila ada orang yang membaca sholawat atau doa dengan memakai kata “Sayyidina” atau “as-Sayyid”  maka hukumnya  diperbolehkan karena kata “Sayyidina” atau “as-Sayyid”   berarti pemimpin bukan diartikan sebagai Tuhan.

Maka dari itu kiranya sangat penting memahami sebuah teks dengan disiplin keilmuan yang komperehensif, menyeluruh agar pemahamannya tak salah, dan pada akhirnya tidak menyalahkan orang lain, karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki.


Oleh: Moh Afif Sholeh