NU Ranting Tugu Menggelar Acara Dzikrul Ghafilin

NU Ranting Tugu Menggelar Acara Dzikrul Ghafilin


Syahadat.id - (Depok, 30 Desember 2020). Saat  Pandemi Covid 19 yang belum berakhir seperti ini, Umat islam dianjurkan untuk memperbanyak dzikirullah (ingat kepada Allah) dengan harapan supaya diberikan keselamatan dan keberkahan dalam berbagai bidang seperti dalam urusan ekonomi.

Salah satu dzikir yang populer di Nusantara yaitu Dzikrul Ghafilin yang digagas oleh KH. Hamid Pasuruan (Mbah Hamid), KH. Hamim Jazuli atau yang dikenal dengan Gus Miek juga KH. Ahmad Shiddiq.


Dalam hal ini, NU Ranting Tugu, Cimanggis menggelar acara rutin bulanan yaitu Semaan Al Qur'an dan Dzikrul Ghafilin di rumah Bapak Wahid Riyadin selaku Ketua Tanfidhiyah NU Ranting Tugu.


Baca juga:


"Acara Dzikrul Ghafilin seperti ini perlu lestarikan serta  diamalkan oleh khalayak masyarakat supaya mendapatkan ketenangan lahiriah dan batin," tutur Wahid kepada 


Dalam acara tersebut dihadiri oleh KH. Ahmad Bukhari selaku pengembang dan penggerak Dzikrul Ghafilin daerah Jabodetabek dan juga dihadiri para alim ulama sekitar Tugu.


Sebelum Dzikrul Ghafilin dimulai, KH. Ahmad Bukhari memberikan wejangan yang berisi:


"Dalam beramal kebaikan untuk selalu didasari niat yang ikhlas supaya hajat lekas terlaksana,"


Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah serta sebagai obat hati yang sedang gundah gulana terutama kondisi ekonomi yang belum stabil seperti ini.


Fungsi Dzikir yang Jarang Diketahui


Dzikir sebagai sarana untuk mengingat kepada Allah Dzat yang menciptakan segala-galanya baik melalui lisan maupun hati. Bila seseorang mampu mengkombinasikan lisan dan hati untuk fokus dalam berdzikir maka ia akan mendapatkan ketenangan batin, ia merasa tenteram dekat dengan Tuhannya.


Orang yang selalu berzikir seolah selalu diawasi oleh-Nya dalam keadaan apapun baik kondisi duduk, berdiri maupun sedang tiduran sehingga perbuatannya sesuai dan terarah sesuai tuntunan. Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim


ﻭﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﻮﺳﻰ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﺜﻞ اﻟﺬﻱ ﻳﺬﻛﺮ ﺭﺑﻪ ﻭاﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﺬﻛﺮ اﻟﻠﻪ ﻣﺜﻞ اﻟﺤﻲ ﻭاﻟﻤﻴﺖ
ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ

Artinya: Diriwayatkan dari Abi Musa RA berkata: Nabi bersabda:”Perumpamaan orang yang selalu dzikir kepada Tuhannya dan orang yang tak berdzikir kepada Allah seperti orang yang hidup dan orang mati. (HR. Bukhari dan Muslim).


Menurut Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan bahwa
tanda orang yang cinta kepada Allah maka akan banyak menyebut nama-Nya karena pada dasarnya orang yang mencintai sesuatu maka akan banyak yang menyebut-Nya.


Dari pemaparan diatas dapat dipahami bahwa orang yang selalu mengingat kepada Allah diumpamakan seperti orang yang hidup. Sedangkan orang lupa kepada Tuhannya maka ia seperti orang yang  telah mati. Perumpamaan ini mengisyaratkan kepada manusia akan pentingnya mengingat kewajiban yang telah dibebankan kepadanya karena dzikir tidak terbatas hanya pada bacaan tertentu, bahkan shalat pun termasuk kategori dzikir.



Dengan berkahnya dzikir kepada Allah semoga bangsa ini segera dijauhkan musibah maupun dari segala marabahaya. Amin.


Moh Afif Sholeh, M.Ag