Fungsi Akal: Sarana Mengenal Tuhan

 

Fungsi Akal
Fungsi Akal: Sarana Mengenal Tuhan

  
Syahadat.id - Allah menciptakan segala makhluknya tidaklah  sia-sia, semua penuh hikmah dan petuah kehidupan yang perlu digali, diteliti, oleh manusia agar lebih mengenal penciptanya.

Salah satu cara agar seseorang mendapatkan keimanan yang kuat dengan cara berpikir akan keagungan ciptaan-Nya sehingga dirinya memahami bahwa Allah mampu menciptakan berbagai macam makhluk yang berbeda-beda, ada yang besar dan kecil, ada yang pintar juga ada yang kurang terpelajar, ada yang tinggi juga ada yang pendek, Begitu juga karakter, corak yang lain.

Peranan akal manusia sangat penting bagi kehidupannya terutama sebagai sarana untuk mendekatkan kepada Tuhan dengan cara berfikir, menelaah tanda-tanda keagungan-Nya baik yang tersurat maupun yang tersirat.

Baca juga:

Imam Nasiruddin Al Amidi dalam karyanya yang berjudul Ghurar Al Hikam wa Durar Al Kalim mengutip perkataan sahabat Ali bin Abi Thalib yang berbunyi:

إِنَّ مَنْ رَزَقَهُ اللَّهُ عَقْلًا قَوِيماً وَعَمَلًا مُسْتَقِيماً فَقَدْ ظَاهَرَ لَدَيْهِ النِّعْمَةَ وَأَعْظَمَ عَلَيْهِ الْمِنَّةَ

Sesungguhnya orang yang dianugerahkan akal yang lurus serta amal kebaikan yang istiqamah maka ia telah diberikan nikmat serta anugerah yang agung.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Imam Al Mawardi dalam kitab Adab Ad Dunya wa Ad Din yang menjelaskan tentang fungsi peranan akal sebagai teman setia dalam menghadapi dan memecahkan permasalahan yang ia hadapi.

Sedangkan musuh nyata dalam diri manusia adalah kebodohan yang selalu menggerogoti pikirannya sehingga menyebabkan kesengsaraan serta mengalami kebuntuan dalam melangkah maupun mengambil kebijakan.

Al Qur’an selalu mengingatkan kepada manusia akan peranan akal supaya dipergunakan berpikir untuk lebih mengenal dirinya maupun penciptanya seperti ayat yang berbunyi

أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فِي أَنفُسِهِم ۗ مَّا خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ (8

Artinya: Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.

Baca juga:

Imam At Thabari dalam Tafsirnya menjelaskan maksud ayat tersebut bahwa Allah mengingatkan kepada Nabi Muhammad akan prilaku orang yang mengingkari hari pembalasan, mereka tak berpikir akan penciptaan dirinya yang sebelumnya belum ada wujudnya menjadi ada.

Begitu juga Allah mampu menciptakan langit dan bumi beserta hikmah yang terkandung di dalamnya. Sayangnya kebanyakan manusia menentang akan kebenaran yang datang dari Tuhannya, ia lebih mengikuti bisikan syaitan dan hawa nafsunya.

Dari sini dapat dipahami bahwa peranan akal sangat penting untuk menemukan kebenaran terutama akan adanya Tuhan semesta alam. Bila manusia mampu mengoptimalkan akalnya maka akan beruntung di dunia dan akhirat.


Moh Afif Sholeh, M.Ag